Judulnya gak Parno.
Maksudnya Putih Mulus itu Dopet warna putih tapi Mulus isinya kosong.
Awalnya sih mikiran SPENDING.
Mungkin kalau untuk orang kecil, soal atur mengatur keuangan gak begitu mendesak.
Orang uangnya gak ada.
Apa yang mau diatur.
Tapi untuk kelas proffesional seperti kita mungkin sedikit urgent.
Mengatur besar INCOME tidak lebih penting dari mengatur besar SPENDING.
Mungkin istilah krentnya THE ART of SPENDING.
Atau Budgeting Art.
Apalah, kumaha sampeyan dei wae (JASUN CIREBON kaliyaa)
Di Sg saya pernah dapat bocoran dari seorang ayah yang cerita kok anaknya kaya banget.
Kenapa kata saya.
Masa makan sebulan di luar terus.
Sebulan mereka bisa habiskan 20 x 3 x 30 makan diluar.
Berarti sekitar 1800 buat urusan perut mengerut aja.
Belum beli kopi di STAR BUCK.
Beli ROTI di Delly Franch.
Total isi perat 5000 SGD lah.
Belom lagi soal club kebugaran.
Tennis clus 30 Dollar.
Fittnes 100 Dollar.
Spa 200 dollar.
Total biaya ngerawat SEXI per SEXIan = 1000 SGD.
Belum lagi maintenance FERRARY JEPUNnya MAZDA RX, 2000 SGD.
Jadi total biaya pasti diluar bayar rumah sekitar 8000 SGD.
Pantesan banyak orang BANCRUPT dengan salary 5 figure.
Rupanya SPENDINGNYA 5 Figure juga.
Saya tanya apa kerjanya :
Dia bilang directur bank.
Yaa, gitu kok ngeluh.
Tapi saya bayangkan, kalau saya punya kebiasaan seperti Direktor bank itu, apa gak robek tuh dompet.
Jadi memang di sg ini jangan suka kita ikut gaya hidup orang lain.
Ada teman main bola saya kerjanya jaga warehouse.
Gaji 1800 SGD.
Beli rumah 5 Room, cicilan 1300 SGD.
Pas SONY lawan M1, kapten bola saya itu datang bawa taxi, tapi gak ikut main.
Alasannya sakit.
Lalu dia pergi pas kita selesai main.
Ditanya kemana, katanya ngejar setoran TAXI.
Sakit sakit tetap kerjain second job, buat ngejar uang biar bisa bayar UTANG.
Rupanya dia juga punya MOBIL pribadi dengan cicilan 500 SGD.
Jadi gaji di SONY cuma cukup bayar utang MOBIL dan RUMAH.
Untuk makan dan biaya sekolah dari TAXI.
Wah pantesan kapten bola saya sakit.
Kerjanya keras banget.
PAGI jaga warehouse, Malam Jaga Penumpang yang naik TAXI.
Belum lagi kadang ada penumpang genit, ngajak muter muter SG gak pake bayar, malah minta dibayar.
Weleh weleh.
Jadi mungkin pelajaran yang bisa diambil, jangan kita ikuti gaya hidup yang kita tidak wajar mencapainya.
Kalau wajar sih gak papa.
Tapi kasus teman saya yang jago bola itu ternyata juga jago UTANG kelewat batas jangan di copy.
Memang susah mengalahkan hawa nafsu.
Pantesan Abis Balik Perang Badar, ada nasehat.
Kita kembali dari Perang Kecil ke Perang Maha Besar.
Yaitu perang hawa nafsu.
Nafsu untuk tidak mau kalah gaya sama orang lain, emang BAHAYA.
Bisa bisa kita sendiri Manfus tertelan UTANG yang sungguh sungguh tak kenal dompet yang udah MULUS gak ada isi.
Sunday, 16 December 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment